Sabtu, 29 Mei 2010

JA’FAR BIN ABI THALIB

.

Dia adalah saudara sepupu Rasulullah, saudara kandung Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib ra. Usia Ja’fa lebih tua 10 tahun dibandingkan Ali bin Abi Thalib. Dia adalah sahabat yang paling mirip dengan Rasulullah dalam hal akhlak dan postur tubuh.

Dulu Ja’far masuk Islam di awal Rasulullah berdakwah dan dia ikut berhijrah ke Habsyi. Saat itu, Rasulullah sangat mencintai dan merindukanya. Suatu riwayat mengatakan bahwa pada tahun ketujuh setelah hijrah tersebut, Ja’far kembali dari Habsyi dan menemui Rasulullah dengan kemenangan pada perang khaibar. Dengan cepat, Rasulullah menyambut dan memeluk Ja’far serta mengatakan,
“aku tidak tahu, mana yang membuat diriku sangat bahagia apakah kedatangan Ja’far atau kemenangan perang Khaibar?”

Selanjutnya, Ja’far kembali dari Habsyi ke kota Madinah. Sejak kembali, Ja’far terus bergabung dengan barisan-barisan kaum muslimin untuk menemani Rasulullah dan mendampinginya, berjihad di jalan Allah.

Ja’far telah mewariskan teladan dalam hal berjuang dan berkorban di jalan Allah yakni dengan tekad yang bulat dan kekuatan iman, kesabaran, keyakinan dan berpacu untuk mendapatkan salah satu keberuntungan, yitu kemenangan atau mati syahid. Sebuah riwayat datang dari Abdullah bin Ja’far,Rasulullah pernah mengirim sebuah pasukan yang dipimpin oleh Zaid bin Haritsah dan mengatakan,
‘Jika Zaid terbunuh atau mati syahid, maka pemimpin kalian adalah Ja’far. Dan jika Ja,far terbunuh atau mati syahid, maka pemimpin kalian adalah Abdullah bin Rawahah.”

Pasukan muslimin tersebut bertempur dengan musuh. Zaid membawa panji Islam maju ke medan laga hingga terbunuh, lalu Ja’far menggantikan dan terbunuh juga. Abdullah bin Rawahah menggantikan dan terbunuh juga. Selanjutnya, panji Islam dibawa Khalid bin Walid sampai Allah memberikan kemenangan kepada umat Islam. Kabar kemenangan kaum muslimin ini terdengar oleh Rasulullah. Seketika itu juga, Rasulullah keluar menemui kaum muslimin, mengucapkan tahmid dan bersyukur kepada Allah serta mengatakan,
‘Saudara-saudara kalian telah berperang menghadapi musuh. Sungguh Zaid telah membawa panji Islam, berjuang lalu terbunuh atau mati syahid. Kemudian panji tersebut dibawa Ja’far bin Abi Thalib, berjuang hingga terbunuh atau mati syahid. Lalu Badullah bin Rawahah membawa panji Islam, berjuang hingga terbunuh atau mati syahid.selanjutnya salah satu pedang Allah, yaitu Khalid bin Walid membawa panji tersebut hingga Allah memberikan kemenangan.’

Di hadapan umat Islam lainnya, Rasulullah melihat dengan mata kepalanya sendiri peristiwa perang Mu’tah, meski dirinya berada di kota Madinah dan Mu’tah di perbatasan negeri syam. Rasulullah memberitahukan umat Islam yang berada dihadapannya bahwa Ja’far telah mengambil panji Islam setelah terbunuhnya Zaid. Lalu, Ja’far melaju kedepan dan terbunuh juga.

Ketiga kalinya, Abdullah bin Rawahah mengangkat panji tersebut,lalu terbunuh juga. Sekarang, Rasulullah melihat pasukan Islam sedang berada di atas angina. Allah memberi ganti dua buah sayap kepada Ja’far bin Abi Thalib untuk dipakai terbang sekehendaknya. Hal itu karena lengan kanannya telah tertebas pedang kaum musyrikin saat membawa panji Islam,lalu tangan kirinya kembali mengangkat panji tersebut dan tertebas juga.

Ja’far lalu mendekap panji Islam dengan dadanya, namun beberapa tombak menembus daadanya. Semoga Allah mengangkat derajat Ja’far sebagai seorang pahlawan dan Mujahid.
Rasulullah pernah bersabda,
“Allah telah memberikan Ja’far dua buah sayap agar bisa terbang di syurga.”

Begitulah Ja’far bin Abi Thalib, seorang sahabat yang menyerupai Rasulullah dalam hal akhlak dan tubuhnya, ialah Dzu Al-Janâhain atau yang memiliki dua sayap karena kedua lengannya telah tertebas pedang kaum musyrikin saat mempertahankan panji Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar